Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
adalah etnis Tionghoa pertama yang
menduduki jabatan sebagai orang strategis di DKI Jakarta yaitu Wakil Gubernur
mendampingi Jokowi. Walau awalnya terdapat kontroversi akan latar belakang
etnis Ahok namun kemudian isu itu tak muncul lagi. Berikut ini akan dipaparkan Biografi Basuki Tjahaja Purnama atau Biografi Ahok.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dilahirkan di Manggar, Belitung Timur pada
tanggal 29 Juni 1966. Nama Tionghoa dari Basuki Tjahaja Purnama adalah Zhong
Wanxie. Kedua orang tuanya adalah etnis asli Tionghoa yaitu Bpk Indra Tjahaja Purnama alias Zhong Kim Nam (Alm)
dan Buniarti Ningsih (Bun Nen Caw).
Ahok adalah anak sulung dari empat bersaudara. Ketiga saudaranya yang lain
adalahdr.Basuri Tjahaja Purnama M.Gizi.Sp.Gk (dokter PNS dan
Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety, S.H, L.L.M (Praktisi hukum),
Harry Basuki, M.B.A (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan).
Ahok menghabiskan masa kecilnya di Belitung hingga SMA ia memilih untuk
melanjutkan di Jakarta. Ahok kemudian berkuliah di Universitas Trisakti Jakarta
dengan mengambil jurusan Teknik Geologi.
Setelah menyandang gelar sarjana, Ahok meneruskannya dengan meraih S2 di
Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya Jakarta dengan gelar Magister
Manajemen.
Ahok kemudian bekerja di perusahaan kontraktor yang menangani
pembangunan pembangkit listrik yaitu PT Simaxindo Primadaya. Di perusahaan
tersebut Ahok menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan
proyek.
Setelah cukup pengalaman bekerja dengan
orang, Ahok keluar untuk kemudian membangun perusahaan sendiri yaitu
penambangan pasir kuarsa yang bernaung dibawah PT Gravel Pack Sand (GPS).
Tempat Ahok mendirikan pabik itu kemudian bakalan menjadi kawasan industri dan
pelabuhan yang kemudian terkenal dengan Kawasan Industri Air Kelik atau KIK. Karena ingin
konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk
berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
Masuk Politik
Pada dasarnya dorongan Ahok adalah masuk dunia politik bukan bisnis
layaknya orang Tionghoa lainnya. Setelah bisnisnya bisa autopilot. Ahok
kemudian masuk ke ranah politik dengan bergabung di PIB yaitu Partai
Perhimpunan Indonesia Baru dimana ia langsung ditunjuk sebagai ketua DPC
Kabupaten Belitung Timur. Ia kemudian terpilih sebagai anggota legislatif DPRD
Kabupaten Belitung Timur 2004-2009.
Ketika ada pemilihan Bupati Belitung Timur, Ahok mengjukan diri dengann
menggandeng Khairul Effendi. Pasangan inipun menang menjadi Bupati untuk masa
bakti 2005-2010. Tak lama menjabat Bupati, Ahok lalu mengajukan diri sebagai
calon Gubernur Bangka Belitung tahun 2007 dan terpilih. Namun Ahok kalah dalam
pemilihan ini.
Pada 2012, Ahok dipasangkan dengan Jokowi untuk menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur Jakarta. Pasangan ini kemudian menang dari Fauzi Bowo. Mereka lalu
dilantik pada 18 Oktober 2012 untuk masa jabatan 2012-2017.
Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki
mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel
Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun
Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan
bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat)
dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah
Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi
lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memiliki visi untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang tangguh.
Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh
seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai pembangunan
pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memamfaatkan
teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan juga memberikan
harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan
pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).
Kiprah Politik Ahok
Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan
dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan
kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari
Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang
mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib
mereka.
Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru
(PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan
diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model
kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat,
ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut
dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal
masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung dan
sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka sementara
anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul
banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai
calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara
kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan
memberikan nomor telfon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk
berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan
langsung situasi dan kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak
“tradisional” ini, yaitu tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil
mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode
2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang
juga adalah kampung dari Yusril Ihza Mahendra.
Bermodalkan pengalamannya sebagai
pengusaha dan juga anggota DPRD yang mengerti betul sistem keuangan dan budaya
birokrasi yang ada, dalam waktu singkat sebagai Bupati ia mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA,
pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan
publik lainya. Prinsipnya sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak
berani tidak lurus. Selama menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti
sogokan baik di kalangan lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia
memotong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen.
Dengan demikian ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat.
Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul
suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007.
Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel ketika
63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena
banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal
menjadi Gubernur Babel.
Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski
awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di
Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan
memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut
menjadi suara terbanyak.
Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan
sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak.
Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR
lain dalam anti-korupsi, transparansi dan profesionalisme. Ia bisa dikatakan
sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan
undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses
melalui websitenya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja
menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan
informasi dan mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal
fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem
rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan
pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk
merebut kepemimpinan di daerah.
Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah
individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani
mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang
jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika
individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini
politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia berharap
model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan
idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik. Sampai hari ini ia masih
terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan
pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional.
Pada 2008,
Ahok meluncurkan sebuah buku inspiratif mengenai perubahan wajah Indonesia.
Buku inilah yang mungkin membawa Ahok dilirik Jokowi menjadi
pendampingnya di pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2012. Komposisi karakter
yang pas membuat mereka dengan telak memenangkan pemilihan, Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok menikah dengan Veronica, S.T. yang kelahiran Medan, Sumatera
Utara, dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas, Nathania, dan Daud
Albeenner. ia berhasil menyabet berbagai penghargaan, antara lain
gelar Tokoh Anti-korupsi pada 2007, tokoh pengubah wajah Indonesia versi Tempo,
serta gelar tokoh kontroversial versi ASI pada 2013. Mari kita lihat sepak
terjang Ahok sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. . Melihat kiprahnya, kita bisa
mengatakan bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai
pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang
sarat pencitraan
Itulah biografi Ahok - Basuki Tjahaja
Purnama semoga menjadi inspirasi
dan dapat berguna bagi pembaca sekalian.