Pengalaman
saya tentang penduduk, masyarakat, kebudayaan adalah:
Perkelahian,
atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan
bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke
kampus-kampus atau mahasiswa. Saya prihatin dengan seringnya terjadi tawuran antar pelajar di
indonesia ,yang menjelekkan dunia pendidikan di indonesia, terutama di jakarta.
Saya rasa Pemerintah juga khususnya para Petinggi bisa dijadikan contoh juga,
apakah beliau
yang ada di gedung MPR/DPR tersebut bisa menahan emosinya..???
Apakah juga bisa menjaga perkataannya..???
Seperti yang
sering tertangkap di televisi saya rasa
tidak.
Pemerintah juga,
khususnya bidang Pendidikan, Sosial, dan Keamanan turut amb il peran dalam hal
ini. Apakah mereka yang tertangkap saat Tawuran ada hukuman khusus..??? Paling
banter hanya di beritahu pada Orang Tua, kepala dicukur gundul saja. Tapi
dengan cara itu saya yakin tidak akan membuat mereka jera yang suka pada tawuran tersebut. saya
juga pernah merasakan yang namanya sekolah seperti sMP, SMA , dan dulu memang
saya nakal tapi selama saya sekolah tidak pernah ikut tawuran, saya lalui dengan damai tak ada Tawuran.
Banyak faktor
penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
·
seperti lemahnya
pengasuhan dan ketahanan keluarga,
·
pendidikan yang tidak
ramah anak,
·
lingkungan yang
anarkis,
·
serta tontonkan
kekerasan seperti Premanisme elit dan jalanan, sinetron, serta game online
·
Tawuran juga dapat
dipicu oleh ketidakmampuan orang dewasa memahami dunia anak, energi yang tidak
tersalurkan dengan baik, dan fasilitas yang terbatas. Kemudian,
·
tekanan sistem
pendidikan yang membuat anak stres,
·
pengaruh kelompok atau
pergaulan, pendapat dan suara anak yang tidak didengarkan.
·
"Kurangnya
penghargaan terhadap anak dan pemanfaatan waktu luang juga menjadi
pemicu,"
Dampak negatif
tawuran antar pelajar
·
Pertama, pelajar (dan
keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami cedera atau
bahkan tewas
·
Kedua, rusaknya
fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas
pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
·
Ketiga, terganggunya
proses belajar di sekolah.
·
Keempat, mungkin adalah
yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa
terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.
SOLUSI
Nah, kali ini
saya akan memberikan solusi agar angka atau jumlah Tawuran tersebut berkurang
·
Penindakan hukum itu,
harus diberikan meskipun siswa tersebut anak pejabat maupun siswa sekolah
ternama. Kalau melanggar hukum, jelas harus diproses tanpa pandang bulu karena negara kita ini
adalah negara hukum
·
Hilangkan budaya OSPEK
di Sekolah.
·
Galakkan Pertukaran
Pelajar di berbagai wilayah, karena pelajar lain bukanlah musuh, tapi kawan.
·
Hukuman dalam bentuk
“Pelayanan Masyarakat” selama 1 tahun (dilaksanakan setelah jam sekolah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar