Rabu, 10 Oktober 2012

Tulisan tentang penduduk,kebudayaan dan masyarakat


Pengalaman saya tentang penduduk, masyarakat, kebudayaan adalah:

Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus atau mahasiswa. Saya prihatin dengan  seringnya terjadi tawuran antar pelajar di indonesia ,yang menjelekkan dunia pendidikan di indonesia, terutama di jakarta. Saya rasa Pemerintah juga khususnya para Petinggi bisa dijadikan contoh juga,
apakah beliau yang ada di gedung MPR/DPR tersebut bisa menahan emosinya..???
 Apakah juga bisa menjaga perkataannya..???
Seperti yang sering tertangkap  di televisi saya rasa tidak.
Pemerintah juga, khususnya bidang Pendidikan, Sosial, dan Keamanan turut amb il peran dalam hal ini. Apakah mereka yang tertangkap saat Tawuran ada hukuman khusus..??? Paling banter hanya di beritahu pada Orang Tua, kepala dicukur gundul saja. Tapi dengan cara itu saya yakin tidak akan membuat mereka  jera yang suka pada tawuran tersebut. saya juga pernah merasakan yang namanya sekolah seperti sMP, SMA , dan dulu memang saya nakal tapi selama saya sekolah tidak pernah ikut tawuran,  saya lalui dengan damai tak ada Tawuran.
Banyak faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
·         seperti lemahnya pengasuhan dan ketahanan keluarga,
·         pendidikan yang tidak ramah anak,
·         lingkungan yang anarkis,
·         serta tontonkan kekerasan seperti Premanisme elit dan jalanan, sinetron, serta game online
·         Tawuran juga dapat dipicu oleh ketidakmampuan orang dewasa memahami dunia anak, energi yang tidak tersalurkan dengan baik, dan fasilitas yang terbatas. Kemudian,
·         tekanan sistem pendidikan yang membuat anak stres,
·         pengaruh kelompok atau pergaulan, pendapat dan suara anak yang tidak didengarkan.
·         "Kurangnya penghargaan terhadap anak dan pemanfaatan waktu luang juga menjadi pemicu,"
Dampak negatif tawuran antar pelajar
·         Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami cedera atau bahkan tewas
·         Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
·         Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah.
·         Keempat, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.

SOLUSI
Nah, kali ini saya akan memberikan solusi agar angka atau jumlah Tawuran tersebut berkurang
·         Penindakan hukum itu, harus diberikan meskipun siswa tersebut anak pejabat maupun siswa sekolah ternama. Kalau melanggar hukum, jelas harus diproses  tanpa pandang bulu karena negara kita ini adalah negara hukum
·         Hilangkan budaya OSPEK di Sekolah.
·         Galakkan Pertukaran Pelajar di berbagai wilayah, karena pelajar lain bukanlah musuh, tapi kawan.
·         Hukuman dalam bentuk “Pelayanan Masyarakat” selama 1 tahun (dilaksanakan setelah jam sekolah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar